Matius 1 | |
---|---|
![]() Injil Matius 1:1-9,12 pada bagian depan (recto) potongan naskah Papirus 1, yang dibuat sekitar tahun 250 M. | |
Kitab | Injil Matius |
Kategori | Injil |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 1 |
Matius 1 (disingkat Mat 1) adalah pasal pertama Injil Matius dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Ditulis berdasarkan kesaksian rasul Matius, salah seorang dari dua belas murid utama Yesus Kristus.[1][2]
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Artikel utama: Silsilah Yesus Kristus |
Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus (Dalam TB2 disebut Daftar nenek moyang Yesus Kristus). Gaya bahasanya mengacu pada Kitab Kejadian dimana tercatat sejumlah silsilah yang dimulai dengan kata-kata serupa dalam bahasa Ibrani. Silsilah ini menunjukkan bahwa Yesus berasal dari keturunan Daud dan raja-raja Kerajaan Yehuda. Oleh karena itu merupakan ahli waris kerajaan yang pernah dijanjikan kepada Daud.[3] Dengan teliti dicatat bahwa Yusuf bukan ayah kandung Yesus, melainkan hanya suami dari Maria yang melahirkan Yesus. Namun secara hukum Israel, Yusuf adalah ayah Yesus, dan Yesus sebagai anak Yusuf mempunyai hak untuk mewarisi tahta kerajaan Daud, seandainya kerajaan itu dipulihkan.
Silsilah Yesus yang lain dicatat dalam (Lukas 3:23–38), dimana pada Lukas 3:23 Yusuf disebut sebagai anak Eli. Catatan Talmud Yahudi menunjukkan bahwa ayah Maria, ibu Yesus Kristus, bernama Eli[4] Sejumlah pakar berpendapat bahwa Eli hanya mempunyai anak(-anak) perempuan, sehingga sesuai hukum Taurat (Kitab Bilangan pasal 27, yaitu Bilangan 27:1–11), hak warisnya jatuh ke tangan anak perempuannya dan suaminya yang harus sesuku (Kitab Bilangan pasal 36), seperti anak-anak perempuan Zelafehad. Dari silsilah ini Eli adalah keturunan Daud melalui putra Daud yang bernama Nathan. Jadi, Yusuf dan Maria keduanya keturunan raja Daud dari suku Yehuda. Dengan demikian, Yesus Kristus, anak mereka berdua ("menurut anggapan orang"), berhak mendapatkan hak waris dari suku Yehuda melalui Yakub:[5]
“ | Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia* datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. | ” |
— Kejadian 49:10 (TB) |
“ | Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Anakku Yehuda dan tongkat pemerintahan dari antara kakinya, sampai tiba dia* datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. | ” |
— Kejadian 49:10 (TB2) |
(*) "dia... yang berhak atasnya" dalam teks bahasa Ibrani: Shiloh = Mesias
Bukan saja pencantuman nama-nama perempuan itu sesuatu yang luar biasa, latar belakang mereka pun bercacat menurut pandangan orang Yahudi zaman penulisan Injil itu (dari segi kesukuan maupun moral) maupun pembaca non-Yahudi. Ini membuat kejujuran Matius sebagai penulis Injil lebih dihargai oleh para sejarawan.
Artikel utama: Matius 1:1 |
Transliterasi (dari kiri ke kanan)
Artikel utama: Matius 1:2 |
Merupakan penggenapan dari nubuat yang tercatat pada Bilangan 24:17.
Artikel utama: Matius 1:3, Matius 1:4, Matius 1:5, dan Matius 1:6 |
Transliterasi
Kelahiran Yesus dari seorang perawan tersirat dalam silsilah-Nya. Perhatikan bahwa kata "memperanakkan"/"mempunyai anak" dipakai untuk semua nama ayah untuk putranya, sampai kepada "Yusuf suami Maria", tetapi setelah itu, untuk "Yesus", pernyataan diubah menggunakan kata "melahirkan". Kata "melahirkan"/"lahir" (egennēthē) adalah dalam bentuk feminin, jadi hanya merujuk kepada sang ibu, Maria, sedangkan sebelumnya dipakai kata "memperanakkan"/"mempunyai anak", yang diterjemahkan dari kata dengan akar yang sama, tetapi dalam bentuk maskulin (egennēsen), yaitu merujuk kepada ayah. Tidak dikatakan bahwa Yusuf "memperanakkan Yesus", melainkan bahwa Yusuf adalah "suami Maria, yang melahirkan Yesus" (lihat Matius 1:23).[18]
Artikel utama: Kelahiran Yesus |
Bagian kedua dari Injil Matius pasal 1, yaitu ayat 18-25, mencatat rangkaian kejadian ketika Yesus dilahirkan. Walaupun ada beberapa perbedaan catatan dengan Injil Lukas, hal-hal yang paling penting, misalnya kelahiran-Nya dari perawan, tempat kelahiran di Betlehem, Yudea dan ke-Tuhan-an-Nya terdapat di kedua Injil.
Injil Lukas berfokus pada Maria, sedangkan Injil Matius berfokus pada Yusuf. Dicatat bagaimana Yusuf mengetahui bahwa Maria, calon istrinya, mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata:
Sebagai penjelasan makna kata-kata nubuat malaikat ("Dialah yang akan menyelamatkan") bagi pembacanya, Injil Matius dalam pasal 1 ayat 23 mengutip Yesaya 7:14 yang menubuatkan kelahiran Mesias yang akan menjadi Juruselamat. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.[20] Di bagian ini dicatat bahwa kepada Yusuf diberitahukan nama anak itu adalah Yesus, yang dalam bahasa Ibrani artinya "Yah menyelamatkan" atau dalam bahasa Aram "Juruselamat", sama dengan nama yang diberikan kepada Maria secara pribadi oleh malaikat Gabriel, menurut catatan Injil Lukas.[21]
Artikel utama: Matius 1:20 |
Referensi silang: Kejadian 3:15; Lukas 2:27; Yohanes 1:14; Galatia 4:4
Di sini Yusuf dipanggil oleh malaikat Tuhan sebagai "anak Daud". Injil Matius dimulai dengan silsilah Yusuf yang merupakan keturunan langsung dari Daud, sehingga pembaca dapat memahami kebenaran penyebutan "Yusuf anak Daud" (dalam bahasa Ibrani: Yusuf ben Daud, di mana "ben" yang berarti "anak; putra" tidak harus bermakna bahwa Daud adalah bapa kandungnya, melainkan juga dapat digunakan untuk menyebut leluhur).[18]