Majas atau gaya bahasa yaitu bahasa indonesia bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.[1] Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan prosa. Majas adalah bahasa kiasan yang dapat menghidupkan sebuah karya sastra dan menimbulkan konotasi tertentu. Penggunaan majas yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna dalam sebuah karya sastra.[2]

Menurut penjelasan Harimurti Kridalaksana, gaya bahasa (style) mempunyai tiga pengertian, yaitu:[3]

1. pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis;
2. pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu; dan
3. keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.

Dengan demikian, majas bisa juga dikatakan sebagai bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat. Tujuannya yaitu untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.[4]

Jenis-jenis majas

Majas perbandingan

Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Contoh: -Megawati berhasil menjadi Kartini modern karena menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.[5]
-Jika bertemu selalu bertengkar mirip kartun Tom & Jerry
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri. Totok itu seperti ananta.
Contoh: Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis. (Bau: indera penciuman, Manis: indera pengecapan)
Contoh: Karena sering mengisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
Contoh: Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat Otok kian terkesima.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
Contoh: Embusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
Contoh: Hatinya telah membatu, padahal semua orang sudah berusaha menasihatinya.
Contoh: Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
Contoh: Indonesia bertanding voli melawan Thailand.
Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
Contoh: Apa kabar, Roni? (Padahal, ia sedang bicara kepada bapaknya sendiri)
Contoh: Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk menyantap tikus di depannya.
Contoh: Kami berharap kau belajar yang giat agar menjadi Einstein.
Contoh: 1) Ia terkenal sebagai buaya darat. 2) Rumah itu hangus dilalap si jago merah. 3) Ia sangat cantik di desanya sehingga Ia disebut sebagai "bunga desa".
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Majas sindiran

Artikel utama: Majas sindiran

Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut. Makmur sekali negara ini sampai sampai para tikus pun pakai dasi
Contoh: Kamu tidak dapat mengerjakan soal yang semudah ini? Dasar otak udang, isi kepalamu!
Contoh: Kamu kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?

Majas Penegasan

Contoh: Saya naik tangga ke atas.
Contoh: Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini.
Contoh: Dengar daku. Dadaku disapu.
Contoh: Kutulis surat ini kala hujan gerimis. (Salah satu kutipan puisi W.S. Rendra)
Contoh: Baik rakyat kecil, kalangan menengah, maupun kalangan atas berbondong-bondong menuju ke TPS untuk memenuhi hak suara mereka.
Contoh: Dikejar oleh Anna kupu-kupu itu dengan begitu gembira.
Contoh: Perlu saya ingatkan, Kakek saya itu peramah dan juga pemarah.

Majas pertentangan

Artikel utama: Majas pertentangan

Contoh: Hal yang tetap dalam dunia ini adalah perubahan.

Referensi

  1. ^ Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga. 2002.
  2. ^ Endah Prihastuti, Kahfie Nazaruddin, Edi Suyanto (2017). "Majas dalam Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar". Jurnal Kata. 5 (2): 2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-21. Diakses tanggal 2020-12-10. 
  3. ^ Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus linguistik (edisi ke-Ed. 4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3570-8. OCLC 271724799. 
  4. ^ Karnesyia, Annisa (02 Oktober 2021). "4 Jenis Majas dan Contohnya untuk Diajarkan ke Anak, Bunda Perlu Tahu". HaiBunda. Diakses tanggal 8 November 2021. 
  5. ^ Team, TeknoBae com. "40 Contoh Majas Alusio Lengkap dengan Penjelasannya". TeknoBae.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-07-07.