Pengadilan Warren dianggap sebagai pengadilan yang mayoritas hakimnya menganut paham liberal. Dalam sejarahnya, mereka telah mengeluarkan putusan-putusan yang memperkuat hak-hak sipil, kebebasan sipil, wewenang kehakiman, dan wewenang federal.[1] Pakar hukum tata negara Amerika Serikat meyakini bahwa Pengadilan Warren telah memicu "Revolusi Konstitusional" dalam sejarah Amerika Serikat.[2][3][4][5][6]
Pengadilan Warren memperkenalkan asas "satu orang, satu suara" di Amerika Serikat melalui berbagai putusan, dan mereka juga yang menetapkan kewajiban polisi untuk memberikan peringatan Miranda.[7][8][9] Selain itu, pengadilan Warren telah menuai pujian maupun cacian karena telah mengakhiri segregasi ras di Amerika Serikat secara de jure, menginkorporasi Deklarasi Hak-Hak (menegakannya terhadap pemerintah negara bagian melalui Amendemen Keempatbelas), dan mengakhiri pengadaan doa di sekolah negeri.
^Sunstein, CassBreyer's Judicial PragmatismUniversity of Chicago Law School. November, 2005. hlm. 3-4. ("To many people, the idea of judicial deference to the elected branches lost much of its theoretical appeal in the 1950s and 1960s, when the Supreme Court, under the leadership of Chief Justice Earl Warren, was invalidating school segregation (Brown v. Bd. of Educ.), protecting freedom of speech (Brandenburg v. Ohio) striking down poll taxes (Harper v. Bd. of Elections), requiring a rule of one person, one vote (Reynolds v. Sims), and protecting accused criminals against police abuse (Miranda v. Arizona)."
^Pederson, William D. "Earl Warren". www.mtsu.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-15.