Makmun Murod | |
---|---|
![]() | |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-11 | |
Masa jabatan 10 Mei 1974 – 26 Januari 1978 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | Baturaja, Sumatera Selatan, Hindia Belanda | 24 Desember 1924
Meninggal | 13 September 2011 Jakarta, Indonesia | (umur 86)
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Alma mater | Akademi militer (1945) |
Pekerjaan | Tentara |
Karier militer | |
Pihak | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Masa dinas | 1945-1978 |
Pangkat | ![]() |
NRP | 11685 |
Satuan | Infanteri |
![]() ![]() |
Jenderal TNI (Purn.) Makmun Murod (24 Desember 1924 – 13 September 2011)[1] adalah tokoh militer Indonesia dan tokoh Ogan Baturaja yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat dari tahun 1974 hingga 1978. Sebelum menjadi KASAD ia pernah menjabat Pangdam V/Jayakarta (1969-1970) dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Setahun kemudian dengan pangkat yang sama dia ditarik menjadi Pangkostrad, jabatan ini cuma satu tahun diembannya karena dia ditunjuk untuk menjabat Pangkostranas. Pangkat Letnan Jenderal TNI didapatnya ketika menjabat sebagai Pangkowilhan II. Lalu pangkat Jenderal TNI penuh diraihnya setelah ditunjuk menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.[2]
Setelah masa dinasnya di militer berakhir ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung.
Makmun Murod meninggal dunia pada 13 September 2011 pada pukul 12.40 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), karena gangguan pernapasan. Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta pada keesokan harinya.[3]
Makmun murod memulai karier militer saat lulus pendidikan giyugun (Tentara Sukarela) di Pagaralam, Sumatera selatan Tahun 1944 dan kemudian ia sebagai Shodancho (Komandan Pleton) dengan pangkat Letnan Dua, setelah proklamasi kemerdekaan ia bergabung kedalam BKR yang kelak menjadi TNI dan menjabat sebagai Ketua BKR di Baturaja hingga sampai pada puncaknya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat periode 1974-1978.
Ia memiliki berbagai pengalaman operasi militer, diantaranya Operasi Perang Kemerdekaan I dan II (1947-1948), Operasi Penumpasan DI/TII di Jawa Barat (1952), Operasi Penumpasan PRRI/Permesta (1958), dan Operasi Dwikora (1964).[4]
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|title=
pada posisi 41 (bantuan)
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Surono Reksodimedjo |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1974—1978 |
Diteruskan oleh: R. Widodo |
Didahului oleh: Wahono |
Pangkostrad 20 Februari 1970—26 Desember 1971 |
Diteruskan oleh: Wahono |
Didahului oleh: Harun Sohar |
Pangdam Sriwijaya 28 Agustus 1962—17 Juni 1967 |
Diteruskan oleh: Ishaq Djuarsa |
Jabatan diplomatik | ||
Didahului oleh: Mohamad Hasan |
Duta Besar Indonesia untuk Malaysia 1978–1981 |
Diteruskan oleh: Rais Abin |