Kesultanan Kotawaringin
1615-1948
Bendera Kerajaan Kotawaringin
Bendera
Peta Kotawaringin, 1909
Peta Kotawaringin, 1909
Status1615-1787 vasal Banjar
Ibu kota1. Kotawaringin Lama
2. Pangkalan Bun
Bahasa yang umum digunakanBahasa Melayu dialek (Teringin/Kotawaringin), Dayak Darat, Banjar
Agama
Islam Sunni mazhab Syafi'i (resmi)
Kaharingan (dayak)
PemerintahanMonarki
Pangeran Ratu 
• 1637-1657
Ratu Bagawan dari Kotawaringin
• 1939-1948
Pangeran Kasuma Anom Alamsyah II
• 2010-sekarang
Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah
Sejarah 
• Kerajaan didirikan
1615
• Status kesultanan dihapus oleh Republik Indonesia
1948
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Banjar
Hindia Belanda
Kalimantan Tengah
Sekarang bagian dariKalimantan Tengah,  Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kerajaan Kepangeranan Kotawaringin (Kesultanan Kutaringin)[1] adalah sebuah kerajaan kepangeranan yang merupakan cabang keturunan Kesultanan Banjar dengan wilayah intinya sekarang yang menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat di Kalimantan Tengah yang menurut catatan istana al-Nursari (terletak di Kotawaringin Lama) didirikan pada tahun 1615[2] atau tahun 1619.[3][4] atau 1530,[5] dan Belanda pertama kali melakukan kontrak dengan Kotawaringin pada 1637, tahun ini dianggap pertama kalinya Kotawaringin diperintah seorang Raja[6] sesuai dengan Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar versi I) yang bagian terakhirnya saja ditulis tahun 1663 dan di antara isinya tentang berdirinya Kerajaan Kotawaringin pada masa Sultan Mustain Billah. Pada mulanya Kotawaringin merupakan keadipatian yang dipimpin oleh Dipati Ngganding. Menurut perjanjian VOC-Belanda dengan Kesultanan Banjar, negeri Kotawaringin merupakan salah satu negara dependensi (negara bagian) di dalam "negara Banjar Raya".[7][8][9]

Kotawaringin' merupakan nama yang disebutkan dalam Hikayat Banjar dan Kakawin Negarakretagama, seringpula disebut Kuta-Ringin, karena dalam bahasa Jawa, ringin berarti beringin.[10]

Negeri Kotawaringin disebutkan sebagai salah daerah di negara bagian Tanjung Nagara (Kalimantan-Filipina) yang tunduk kepada Majapahit. Menurut suku Dayak yang tinggal di hulu sungai Lamandau, mereka merupakan keturunan Patih Sebatang yang berasal dari Pagaruyung (Minangkabau).

Sejak diperintah Dinasti Banjarmasin, Kotawaringin secara langsung menjadi bagian dari Kesultanan Banjar, sehingga sultan-sultan Kotawaringin selalu memakai gelar Pangeran jika mereka berada di Banjar. Tetapi di dalam lingkungan Kotawaringin sendiri, para Pangeran (Pangeran Ratu) yang menjadi raja juga disebut dengan "Sultan" karena kedudukannya sejajar dengan Sultan Muda/Pangeran Mahkota di Kesultanan Banjar.[11]

Kerajaan Kotawaringin merupakan pecahan kesultanan Banjar pada masa Sultan Banjar IV Mustainbillah yang diberikan kepada puteranya Pangeran Dipati Anta-Kasuma. Sebelumnya Kotawaringin merupakan sebuah kadipaten, yang semula ditugaskan oleh Sultan Mustainbillah sebagai kepala pemerintahan di Kotawaringin adalah Dipati Ngganding (1615)?. Oleh Dipati Ngganding kemudian diserahkan kepada menantunya Pangeran Dipati Anta-Kasuma. Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kotawaringin adalah semua desa-desa di sebelah barat Banjar (sungai Banjar = sungai Barito) hingga sungai Jelai.[12]

Wilayah terluas Kerajaan Kotawaringin

Wilayah Kerajaan Kotawaringin paling barat adalah Tanjung Sambar (Kabupaten Ketapang), batas utara adalah Gunung Sarang Pruya (kabupaten Melawi) dan di timur sampai sungai Mendawai (Tanjung Malatayur) yaitu bagian barat Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan bagian timur Kalimantan Tengah yang dikenal sebagai daerah Tanah Biaju kemudian setelah tahun 1800 diubah menjadi Tanah Dayak serta daerah pedalaman yang takluk kepadanya tetap di bawah otoritas kepala suku Dayak. Kotawaringin sempat menjajah negeri Matan dan Lawai atau Pinoh dan menuntut daerah Jelai sebagai wilayahnya.[13] Daerah aliran sungai Pinoh (Kabupaten Melawi) merupakan termasuk wilayah Kerajaan Kotawaringin.[14] Daerah aliran Sungai Jelai, di Kotawaringin di bawah kekuasaan Banjarmasin, sedangkan Sungai Kendawangan di bawah kekuasaan Sukadana.[15]

Sejarah

Istana Kuning, pernah menjadi kedudukan resmi sultan/pangeran di Pangkalanbuun.

Selanjutnya Kabupaten Kotawaringin Barat telah dimekarkan menjadi 3 Kabupaten yaitu:

  1. Kabupaten Kotawaringin Barat
  2. Kabupaten Lamandau
  3. Kabupaten Sukamara

Pusaka kerajaan Kotawaringin:

  1. Si Rampangan Kurung, berupa tombak bernata tiga
  2. Canga, berupa tombak bermata dua
  3. Jimat Sarosa
  4. Tanda Jalop

Berdasarkan CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 No. 10, yang dibuat Sultan Adam dari Banjar dengan pihak kolonial Belanda, wilayah Kutaringin atau Kotawaringin diserahkan kepada pihak kolonila Hindia Belanda.[20]

Perkara 4:

Kotawaringin termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8. [21]

Ratu Kota Waringin

Pangeran Ratu Kota Waringin

Daftar Kiai Demang, Adipati dan Pangeran Ratu Kotawaringin.[22]
Pangeran Ratu yang pernah memerintah hingga masuknya penjajah Belanda dengan urutan sebagai berikut:[23][24][25][26][27][28][29]

Silsilah

Silsilah menurut naskah Hikayat Banjar dan Kotawaringin yang disebut Hikayat Banjar resensi 1.

Saudagar Jantan[49]

↓ (berputra)

Saudagar Mangkubumi x Sita Rara

↓ (berputra)

Raja Negara Dipa I: Ampu Jatmaka/Maharaja di Candi X Manguntu

↓ (berputra)

Raja Negara Dipa II: Lambu Mangkurat (saudara angkat Puteri Junjung Buih) x Dayang Diparaja binti Aria Malingkun dari Tangga Ulin

↓ (berputra)

Putri Huripan x Raja Negara Dipa V: Maharaja Suryaganggawangsa bin Raja Negara Dipa IV: Maharaja Suryanata (suami dari Raja Negara Dipa III: Puteri Junjung Buih)

↓ (berputra)

Putri Kalarang (cucu Puteri Junjung Buih) x Pangeran Suryawangsa (adik Maharaja Suryaganggawangsa )

↓ (berputra)

Raja Negara Dipa VI: Maharaja Carang Lalean (cucu Puteri Junjung Buih) x Raja Negara Dipa VII: Putri Kalungsu (adik Putri Kalarang)

↓ (berputra)

Raja Negara Daha I: Maharaja Sari Kaburungan

↓ (berputra)

Raja Negara Daha II: Maharaja Sukarama

↓ (berputra)
DINASTI SURIANSYAH

Putri Galuh Baranakan x Raden Mantri Alu bin Raden Bangawan bin Maharaja Sari Kaburungan

↓ (berputra)

Sultan Banjar I: Sultan Suryanullah

↓ (berputra)

Sultan Banjar II: Sultan Rahmatullah

↓ (berputra)

Sultan Banjar III Sultan Hidayatullah

↓ (berputra)

Sultan Banjar IV: Sultan Mustain Billah/Marhum Panembahan/Pangeran Senapati x Ratu Agung binti Pangeran Demang

↓ (berputra)
DINASTI BAGAWAN

Pangeran Ratu Kotawaringin I: Ratu Bagawan/Pangeran Dipati Anta Kasuma (anak Putri Juluk 1/Ratu Agung binti Pangeran Demang) berputera:

  1. Pangeran Dipati Kasuma Mandura/Raden Kasuma Taruna (anak Nyai Tapu binti Mantri Kahayan)[50][51]
    1. Raden Suta-Kasuma/Raden Pajang x Gusti Pandara
    2. Raden Buyut Kasuma Banjar x Gusti Cabang binti Pangeran Dipati Wiranata/Raden Balah
      1. Putri Piting (anak Gusti Cabang)
  2. Dayang Gelang/Putri Gelang (anak Andin Juluk binti Dipati Ngganding x Raden Saradewa/Murong-Giri Mustafa Sułtan Muhammad Safi ad-Din dari Kerajaan Sukadana
    1. Raden Buyut Kasuma Matan (anak Murong-Giri Mustafa Sułtan Muhammad Safi ad-Din)
  3. Raden Pamadi (anak Andin Juluk binti Dipati Ngganding) x Putri Intan binti Pangeran Singasari/Raden Timbako
    1. Raden Pati
  4. Raden Nating (anak Andin Juluk binti Dipati Ngganding)
  5. Raden Tuan (anak Andin Juluk binti Dipati Ngganding)
    1. Gusti Tanya (ibu Raden Jayengrana) x Raden Tukang bin Panembahan Di Darat
    2. Raden Mataram
  6. Putri Lanting x Raden Kasuma Wijaya
  7. Pangeran Ratu Kotawaringin II: Pangeran Ratu Amas x Puteri Galuh Hasanah binti Pangeran Adipati Tapa Sana[52]

Pangeran Ratu Kotawaringin III: Panembahan Kota Waringin x Putri Nurmalasari binti Sultan Tahlillullah dari Banjar

Pangeran Ratu Kotawaringin IV: Pangeran Prabu Tua x Putri Jumantan

Pangeran Ratu Kotawaringin V: Pangeran Dipati Tuha

Pangeran Ratu Kotawaringin VI: Pangeran Panghulu x Putri Ratu Mangkurat binti Pangeran Purbaya bin Pangeran......bin Sultan Tamjidillah 1

Pangeran Ratu Kotawaringin VII: Ratu Bagawan Muda/Sultan Balladuddin x Putri Amaliah

Pangeran Ratu Kotawaringin VIII: Pangeran Ratu Kesuma Yuda Tuha/Gusti Musaddam x Putri Nursani

Pangeran Ratu Kotawaringin IX: Pangeran Ratu Imanuddin berisitrikan 3 orang yaitu

  1. Ratu Ayu (Istri Pertama) binti Pangeran Dipati Tapa Laksana Berputerakan:
    1. Pangeran Ratu Hermansyah ( Raja Kotawaringin Ke X) beristerikan Ratu Ayu atau Ratu Puteri Kemalasari) berputerakan 7 orang:
      1. Pangeran Gentjana
      2. Pangeran Akhmad Kesuma Putera
      3. Pangeran Ratu Anum Kesuma Yuda (Raja Kotawaringin Ke XI).
      4. Pangeran Muhammad
      5. Pangeran Ratu Mangku
      6. Pangeran Nata
      7. Pangeran Bungsu
  2. Tengku Dara ( Istri Kedua ) (Puteri anak Sultan Mansyur  dari kerajaan Siak / Sultan Ismail bin raja buang, Indrapura) berputerakan 5 orang:
    1. Pangeran Tumenggung Cakraningrat
    2. Ratu Gentjana ( istri Pangeran Gentjana)
    3. Ratu Agung
    4. Ratu Muhammmad
    5. Pangeran Tumenggung
  3. Ratu Nyai Djaminar (Ratu Ratnawilis Binti Dambung Raksa Mancanegara (Istri Ketiga; dari Kahayan) berputerakan:
    1. Pangeran Ratu Sukma Negara
    2. Ratu Amas

Pangeran Ratu Kotawaringin X: Pangeran Ratu Achmad Hermansyah bin Pangeran Ratu Imanuddin, berputerakan 7 orang:

  1. Pangeran Gentjana
    1. Pangeran Tjitra ( Citra )
      1. Gusti Abu Bakar
      2. Utin Taesah
      3. Gusti Usman
        1. Gusti Sa'adilah
          1. Utin Fatmah
      4. Gusti Mailan
      5. Gusti Gumat ( Wafat )
      6. Gusti samil
      7. Utin Talmah
      8. Gusti Aqil
      9. Haji Gusti Umar
      10. Utin Japun
    2. Gusti Ali
      1. Gusti Mamun'nurasyid
        1. Gusti Yusransyah ( Iyas )
        2. Utin Halimatusyadi'ah ( Atul )
        3. Gusti Saberan ( Tuyan )
        4. Utin Salmah ( Amah )
          1. Mas Mardani ( Dhani )
          2. Mas Dina Mariana ( Dina ).
          3. Mas'suud ( Su'ud )
          4. Mas Marjan Dinata ( Marjan )
          5. Mas Taniah ( Chataniah ).
    3. Gusti Musa
      1. Utin Nurkanzah
      2. Utin Iyut
      3. Utin Amnah
        1. Mas Dulhak
          1. Gusti Badrun
          2. Evo
          3. Amat
          4. Diang
          5. Suhuy
          6. Dede
        2. Mas Eren
        3. Mas Hudin
        4. Mas Ani
      4. Gusti Abdul Kadir
    4. Gusti Abubakar
    5. Gusti Umui
  2. Pangeran Akhmad Kesuma Putera
  3. Pangeran Muhammad
  4. Pangeran Ratu Mangku
  5. Pangeran Nata
  6. Pangeran Bungsu Kesuma
  7. Pangeran Ratu Anum Kesuma Yuda  ( Gusti Muhammad Sanusi atau Gusti Anum Kesuma Yuda) - Raja Kotawaringin Ke XI
    1. Ratu Intan (Ratu Prabu)
    2. Ratu Kuning
      1. Pangeran Hermansyah

Pangeran Ratu Kotawaringin XI: Pangeran Ratu Anum Kesuma Yuda (tidak memiliki anak laki-laki, sehingga digantikan oleh pamannya (mangkubumi kerajaan) sebagai tutus raja yang lebih senior: Pangeran Ratu Sukma Negara bin Pangeran Ratu Imanuddin.[53]

Pangeran Ratu Kotawaringin XII: Pangeran Ratu Sukma Negara x Ratu Sori Pakunegara Binti Pangeran Dipati Anta Kesuma (Gusti Maleh)[53][54]

  1. Pangeran Kalana Perabu Wijaya (Gusti Muhammad Saleh) Perdipati/Mangkubumi x Nyai Norisah Binti Kiyai Mas Imam
    1. Gusti Samil
    2. Utin Dewi
    3. Pangeran Aria Ningrat
    4. Pangeran Djaja Ningrat
    5. Utin Aban
    6. Gusti Karamah
    7. Pangeran Surya Anas x Putri Margasari (Ratu Surya)
      1. Putri Asjifah Indera Majelis x Said Abubakar ( Kumain )
      2. Putri Asripinoor ( tidak bersuami )
      3. Gusti Mansyur Alam ( tidak beristeri )
      4. Gusti Mashuri x Halimah Bakri
      5. Gusti Mastandarmansyah (Gusti Doemay) x Raden Roro Karyatun binti Rd. Soebroto
      6. Gusti Masuril Huda (Gusti Mashuda) x Gusti Normasari binti Gusti Achmad bin Gusti Abdul Gani bin Gusti Kusin (Kandangan) (anak : 1.Gusti M. Zaril x Welyana = 1. Gusti Akhmad Surya x Rissa Sekar Padmadani = Gusti Norma Syifa Sari, Gusti Norma Silwa Sari, Gusti Khansa Humaira, Gusti Maryam, Gusti Aisyah; 2. Utin Mirna Putri Margasari x Nurul Huda; 3. Gusti Ashari Wira Satya)
      7. Putri Maminang (tidak bersuami)
  2. Pangeran Panghulu (Gusti Muhammad Zein)?
    1. Utin Sari Banun
    2. Utin Aprah
    3. Gusti Bardat
    4. Utin Masnul
  3. Pangeran Kasuma Alam/Pangeran Bagawan Kesuma Alam x Gusti Hasanah binti Pangeran Soeria Winata Regent Martapura 1860
    1. Ratu Sori (Ratu Kraton ?, Putri Kotawaringin ) x Pangeran Indra bin Muhammad
    2. Pangeran Iman Adam ( tidak punya isteri )
    3. Putri Banjar Mas ( Ratu Sunding Anum ) x Gusti Abdul Samad Martapura
    4. Putri Karangan Intan ( Ratu Aria Nigrat) x Pangeran Aria Ningrat Kotawaringin
    5. Putri Kencana ( Ratu Jayaningrat ) x Pangeran Djayaningrat Kotawaringin
    6. Putri Margasari ( Ratu Surya ) x Pangeran Surya Anas
    7. Putri Sembaga Ulan ( tidak Punya Suami )
    8. Pangeran Ratu Kotawaringin XIII: Pangeran Ratu Syukma Alam Syah x Ratu Seri Mahkota (Antung Dinar) binti Raden Barangta Districvcheerf Martapura
↓ (berputra)

Pangeran Ratu Kotawaringin XIV: Pangeran Ratu Kesuma Anum Alamsyah x Ratu Kemalasari binti GPH Purbodiningrat bin Pakubuwana IX

↓ (berputra)
  1. Ratu Nur Ediningsih
  2. Pangeran Arsyadinsyah
  3. Pangeran Muazadinsyah
  4. Pangeran Nuraruddinsyah
  5. Pangeran Abidinsyah
  6. Ratu Nur’aini
  7. Ratu Nur Maulidinsyah
  8. Ratu Saptinah
  9. Pangeran Ratu Kotawaringin XV: Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah[55]
↓ (berputra)
  1. Pangeran .........

Lihat pula

Referensi

  1. ^ KALIMANTAN TENGAH
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2008-09-14. 
  3. ^ (Belanda) Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 51. Ter Lands-drukkerij. hlm. 201. 
  4. ^ (Belanda) Wolter Robert Hoëvel. Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 52. Ter Lands-drukkerij. hlm. 201. 
  5. ^ Tjilik Riwut, Nila Riwut, Kalimantan membangun, alam, dan kebudayaan, NR Pub., 2007, ISBN 9792399526, 9789792399523
  6. ^ Wikipedia Polandia
  7. ^ "Borneo, ca 1750 (abad ke-18)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-10. Diakses tanggal 2012-05-17. 
  8. ^ (Indonesia) Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992). Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19. PT Balai Pustaka. ISBN 9794074101. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-22. Diakses tanggal 2012-05-17. ISBN 978-979-407-410-7
  9. ^ (Inggris) Royal Geographical Society (Great Britain) (1856). "A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical". 5. A. Fullarton. 
  10. ^ (Inggris) John Crawfurd, A descriptive dictionary of the Indian islands & adjacent countries, Bradbury & Evans, 1856
  11. ^ "Kerajaan Kotawaringin Yang Pertama". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2008-09-14. 
  12. ^ a b c d e f (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  13. ^ a b c d e J. Pijnappel Gzn; Beschrijving van het Westeli jike gedeelte van de Zuid-en Ooster-afdeeling van Borneo (disimpul daripada empat laporan oleh Von Gaffron, 1953, BK 17 (1860), hlm 267 ff.
  14. ^ (Belanda) Perhimpunan Ilmu Alam Indonesia, Madjalah ilmu alam untuk Indonesia. Indonesian journal for natural science, Volume 10-11, 1856
  15. ^ (Belanda) Hoëvell, Wolter Robert (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 52. Ter Lands-drukkerij. hlm. 220. 
  16. ^ "Kotawaringin Lama, Wisata Budaya yang Terlupakan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-30. Diakses tanggal 2007-06-18. 
  17. ^ Hikayat Banjar hlm 347: "Sudah kemudian itu maka anak Ratu Bagus di Sukadana, namanya Raden Saradewa itu, diperisterikan lawan Putri Gilang, anak Pangeran Dipati Anta-Kasuma itu.........sudah itu maka pangandika Marhum Panambahan, semasa ini anak Dipati Sukadana itu tiada lagi kupintai upati lagi seperti tatkala zaman dahulu itu. Sekaliannya upati Sukadana itu sudah kuberikan arah cucuku Si Dayang Gilang itu, jikalau ia beranak sampai kepada anak-cucunya itu. Hanya kalau ada barang kehendakku itu, aku menyuruh"....
  18. ^ a b c "Awalnya Sebuah Kerajaan. Banjarmasin Post, 4 Oktober 2004". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2007-06-17. 
  19. ^ Tjilik Riwut, Nila Riwut, Kalimantan membangun, alam, dan kebudayaan, NR Pub., 2007, ISBN 979-23-9952-6, 9789792399523
  20. ^ (Indonesia) Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 228. 
  21. ^ (Belanda) Staatsblad van Nederlandisch Indië. Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie. 27 Agustus 1849. hlm. 2. 
  22. ^ Truhart P., Regents of Nations. Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present. A Biographical Reference Book, Part 3: Asia & Pacific Oceania, München 2003, s. 1245-1257, ISBN 3-598-21545-2.
  23. ^ (Belanda) BKI. 3. M. Nijhoff. 1860. hlm. 282. 
  24. ^ a b Pijnappel, J. (1854). Beschrijving van het westelijke gedeelte van de zuid- en oosterafdeeling van Borneo: (De afdeeling Sampit en de zuidkust) (dalam bahasa Belanda). 
  25. ^ a b J. Pijnappel (1854). Beschrijving van het Westelijke gedeelte van de Zuid- en Oosterafdeeling van Borneo (de afdeeling Sampit en de Zuidkust) (dalam bahasa Belanda). 3. hlm. 278. 
  26. ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1857). "Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde". 6. Lange & Co.: 241. 
  27. ^ (Belanda) "Tijdschrift voor Nederlandsch Indië". 23 (2). 1861: 199. 
  28. ^ (Belanda) "Tijdschrift voor Nederlandsch Indië". 53. 1861: 199. 
  29. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië, Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië. 23 (edisi ke-1-2). 
  30. ^ (Prancis)Sevin, Olivier (1983). Les Dayak du centre Kalimantan: étude géographique du Pays ngaju, de la Seruyan à la Kahayan. IRD Editions. ISBN 9782709907002. ISBN 2-7099-0700-3
  31. ^ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2005). Sejarah dan dialog peradaban: persembahan 70 tahun Prof. Dr. Taufik Abdullah. Indonesia: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. hlm. 1064. ISBN 9789793673844.  ISBN 9793673842
  32. ^ (Inggris) Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). "Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië". 23 (1-2). Nederlandsch-Indië: 198. 
  33. ^ (Belanda) Wolter Robert Hoëvel. Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 52. Ter Lands-drukkerij. hlm. 199. 
  34. ^ Silsilah Raja Kotawaringin
  35. ^ "Netherlands. Staten-Generaal". Verslag der handelingen (dalam bahasa Belanda). 2. 1878. 
  36. ^ "Netherlands. Staten-Generaal". Overeenkomsten met inlandsche vorsten in den Oost-Indischen Archipel (dalam bahasa Belanda). 28. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1878. 
  37. ^ Philippus Pieter Roorda van Eysinga (1841). Handboek der land- en volkenkunde, geschiedtaal-, aardrijks- en staatkunde von Nederlandsch Indie (dalam bahasa Belanda). 
  38. ^ "Landsdrukkerij". Almanak en Naamregister van Nederlandsch-Indië voor 1858 (dalam bahasa Belanda). 31. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1858. hlm. 134. 
  39. ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1862). Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde. 11. Lange & Co. hlm. 49. 
  40. ^ "Landsdrukkerij". Almanak en Naamregister van Nederlandsch-Indië voor 1860 (dalam bahasa Belanda). 33. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1860. hlm. 141. 
  41. ^ "Landsdrukkerij". Regerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië 1865 (dalam bahasa Belanda). 38. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1865. hlm. 273. 
  42. ^ "Landsdrukkerij". Regerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië 1870 (dalam bahasa Belanda). 43. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1870. hlm. 200. 
  43. ^ "Landsdrukkerij". Regerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië 1871 (dalam bahasa Belanda). 44. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1871. hlm. 222. 
  44. ^ "Landsdrukkerij". Regerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië 1898, Tweede Gezeelte: Kalender en Personalia (dalam bahasa Belanda). 2 (edisi ke-2). Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1898. hlm. 274. 
  45. ^ "Landsdrukkerij". Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1914. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1914. hlm. 260. 
  46. ^ "Landsdrukkerij". Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1933. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1933. hlm. 433. 
  47. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-16. Diakses tanggal 2014-04-16. 
  48. ^ "www.kotawaringinbaratkab.go.id". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-24. Diakses tanggal 2010-05-23. 
  49. ^ http://sinarbulannews.files.wordpress.com/2011/01/silsilah-sultan-adam.jpg
  50. ^ (Belanda) Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde. 6. Lange & Company. 1857. hlm. 244. 
  51. ^ (Belanda) Wolter Robert Hoëvell (1861). Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde. 53. Ter Lands-drukkerij. hlm. 199. 
  52. ^ http://adabydarban.blogspot.co.id/2012/04/silsilah-raja-raja-kotawaringin-menurut.html
  53. ^ a b (Indonesia)Setiawati, Nani. Cerita Rakyat Kalimantan Tengah 2. Grasindo. ISBN 9789797320539.  ISBN 979-732-053-7
  54. ^ http://blotanjungputing.blogspot.co.id/2016/05/silsilah-kami-keturunan-sultan-xii.html
  55. ^ http://ibnurusydi.blogspot.co.id/2011/05/kutaringin-satu-satunya-kerajaan-melayu.html

Pustaka

Pranala luar