Apokrifa Perjanjian Baru |
---|
Bapa-Bapa Apostolik |
1 Klemens · 2 Klemens Surat-Surat Ignatius Surat Polikarpus Kemartiran Polikarpus · Didache Barnabas · Diognetus Gembala Hermas |
Injil-injil Kristen-Yahudi |
Ebioni · Ibrani · Nasrani |
Injil-injil Tufuliyah |
Yakobus · Tomas · Suryani · Pseudo-Matius · Sejarah Yosef Acawi |
Injil-injil Gnosis |
Yudas · Maria · Filipus · Kebenaran · Injil Markus · Sang Juruselamat |
Injil Lainnya |
Tomas · Markion · Petrus · Barnabas |
Apokalips |
Paulus · Koptik Paulus Petrus · Gnostik Petrus Pseudo-Methodius · Tomas · Stefanus 1 Yakobus · 2 Yakobus |
Surat |
Apokrifon Yakobus Apokrifon Yohanes Epistula Apostolorum Orang-orang Korintus kepada Paulus · Pseudo-Titus Petrus kepada Filipus · Laodicea Seneca Muda · 3 Korintus |
Kisah Rasul |
Andreas · Barnabas · John · Para Martir Paulus · Paulus & Thecla Petrus · Petrus & Andreas Petrus & Paulus · Petrus & Dua Belas Rasul Filipus · Pilatus · Tomas · Timotius Xanthippe, Polixena, & Rebeka |
Lain-lain |
Diatessaron Pertanyaan Bartolomeus Kebangkitan Yesus Kristus Doa-Doa Rasul Paulus Lingkup Pilatus |
Kitab-kitab yang "hilang" |
Bartolomeus · Kerintus · Basilides · Mani |
Suntingan Sejarah |
Decretum Gelasianum |
Perpustakaan Nag Hammadi |
Injil Tufuliyah Suryani, yang juga dikenal sebagai Injil Tufuliyah Arab, adalah karya tulis apokrip Perjanjian Baru yang bertema tufuliyah atau masa kanak-kanak Yesus. Injil ini ditulis seawal-awalnya pada abad ke-6, dan sebagian isinya merupakan saduran Injil Tufuliyah Tomas, Injil Yakobus, maupun Injil Pseudo-Matius. Hanya ada dua naskah injil ini yang masih lestari sampai sekarang, kedua-duanya ditulis dalam bahasa Arab, yakni naskah yang dipertanggal tahun 1299 Masehi dan naskah yang dipertanggal abad ke-15 atau abad ke-16.[2][3][4] Kedua naskah tersebut merupakan salinan yang dibuat di kawasan utara Irak dan menampakkan pengaruh Quran.[5][6]
Injil Tufuliyah Suryani terdiri atas tiga bab:
Meskipun demikian, injil ini mengandung beberapa bagian dari teks asli yang sudah banyak dibumbui, antara lain cerita kain lampin (Yesus) yang berkhasiat menyembuhkan orang, cerita keringat (Yesus) yang berubah menjadi balsam, cerita penyembuhan penderita kusta, dan cerita pencelupan kain menjadi beraneka warna hanya dengan menggunakan nila. Injil ini juga meriwayatkan perjumpaan dini Yesus dengan Yudas Iskariot maupun dengan para penyamun yang kelak disalibkan bersama-sama dengannya, dan memuat pernyataan bahwa injil ini termasuk salah satu karya tulis paling awal.
Meskipun diduga disarikan dari sumber-sumber pustaka Suryani yang dipertanggal abad ke-5 atau abad ke-6,[7] injil ini dikenal sidang pembaca Eropa melalui salah satu versi bahasa Arabnya yang diterbitkan bersama terjemahan Latinnya oleh Henry Sike pada tahun 1697.[8] Di dalam kata pengantar terjemahan William Hone, dikemukakan bahwa "injil ini diterima kaum Gnostis, salah satu golongan sempalan Kristen pada abad kedua..."[9] Keberadaannya pertama kali disebut-sebut di dalam ulasan Injil Matius yang ditulis Isyodad dari Maru, Bapa Gereja Suryani abad ke-9. Narasi Injil Tufuliyah Arab, khususnya bab ke-2, tentang mukjizat-mukjizat di Mesir, juga terdapat di dalam Quran. Sejumlah sarjana kritik mengklaim bahwa keberadaannya di dalam Quran mungkin adalah dampak dari pengaruh injil tersebut di kalangan masyarakat Arab. Tidak diketahui secara pasti apakah injil tersebut ada di Hijaz, tetapi agaknya memang demikian.[10] Di lain pihak, para sarjana Islam berpendapat bahwa injil ini baru diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada kurun waktu pasca-Islam, baik karena orang-orang Eropa pada abad ke-16 tentu bakal menghadapi kesulitan menerjemahkan tulisan defektif Arab-awal ke dalam bahasa Latin, maupun karena sangat langkanya teks tertulis di jazirah Arab pada zaman pra-Islam.[11] Penelitian termutakhir di bidang ilmu agama Islam yang dilakukan Sydney Griffith beserta rekan-rekannya pada tahun 2013, David D. Grafton pada tahun 2014, Clair Wilde pada tahun 2014, dan ML Hjälm beserta rekan-rekannya pada tahun 2016 dan 2017 menyimpulkan bahwa "yang dapat dikatakan tentang kemungkinan adanya versi Kristen dari injil tersebut di dalam bahasa Arab pada zaman pra-Islam hanyalah bahwa belum ditemukan tanda pasti dari eksistensi aktualnya."[12][13][14][15][16] Selain itu, di dalam laporan penelitian termutakhirnya (tahun 2017), ML Hjälm mengemukakan bahwa "naskah-naskah berisi terjemahan-terjemahan injil-injil didapati tidak lebih awal daripada tahun 873".[17]
Salah satu kemiripan cerita injil tufuliyah dengan isi Quran adalah kemiripan Injil Arab Ihwal Tufuliyah Juru Selamat dengan ayat 29-34 Surah Maryam, tentang Yesus yang sudah dapat berbicara sejak masih di dalam buaian.
Dia pernah berkata bahwa Yesus berbicara, dan sungguh tatkala berbaring di dalam ayunan dia berbicara kepada Maria ibunya, “Akulah Yesus, Putra Allah, Sang Logos, yang sudah engkau lahirkan, sebagaimana yang diwartakan Malaikat Gabriel kepadamu; dan Bapaku telah mengutus aku demi keselamatan dunia.”
— Injil Arab Ihwal Tufuliyah Juru Selamat, Ayat 2[18]
Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya.
Bab ke-3 injil ini memuat cerita tentang orang-orang bijak dari Timur, yang dalam satu dan lain hal sangat mirip dengan kisah orang-orang Majus di dalam Injil Matius. Meskipun demikian, berbeda dari Injil Matius, Injil Tufuliyah Suryani menokohkan Zoradast (Zarathustra) sebagai sumber nubuat yang mendorong orang-orang bijak tersebut untuk mencari kanak-kanak Yesus.[20]
3.2.1 Genese des Evangeliums: "Es liegt in zwei arabischen Handschriften vor" terjemahan: "Ada dua naskah tulis tangan dalam bahasa Arab"
MS 2: Florence, Biblioteca Laurenziana, codex orientalis 387 [32], folio 2r–48v (dari tahun 1299 Masehi)
Pertanggalan: diperkirakan abad ke-15/16
3.2.1 Genese des Evangeliums: "Die verschiedenen Handschriften wurden wohl im Raum des heutigen türkischen Kurdistans und des Nordiraks verfaßt und sind gekennzeichnet durch Einflüsse des Korans" //terjemahan: "Beberapa naskah tulis tangan yang dibuat di daerah Kurdistan Turki (sekarang ini) dan kawasan utara Irak serta memperlihatkan pengaruh Quran"