Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini) Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Oktober 2016. artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Tidak ada alasan yang diberikan. Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda. Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf-paragraf. Jika sudah dirapikan, silakan hapus templat ini. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. Bantulah memperbaikinya berdasarkan panduan penulisan artikel. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Ien Ang
Lahir1954 [1]
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Karya akademis
AliranKajian Budaya
Minat utamaMedia, budaya konsumsi, audiensi, politik identitas

Ien Ang (lahir 1954) adalah seorang Profesor Kajian Budaya di Institute for Culture and Society Universitas Western Sydney (UWS), Australia. Ien Ang juga adalah founding Director Institue for Culture and Society. Ien Ang adalah seorang akademisi Kajian Budaya terkemuka dengan karya-karya interdisipliner beragam bidang kajian ilmu-ilmu sosial dan kemasyarakatan. Saat ini ia menjabat sebagai ketua dari Expert Working Group on Asia Literacy: Language and Beyond, for the Australian Council of Learned Academies' Securing Australia's Future program.

Latar Belakang

Dia adalah perempuan Tionghoa Indonesia yang lahir di Jawa Timur. Mengenyam pendidikan di Netherlands hingga menerima gelar Doktor pada tahun 1990 di bidang Social and Cultural Sciences, dari Universitas Amsterdam. Karya-karyanya lebih fokus pada budaya media dan konsumsi, kajian audiens media, politik identitas, nasionalisme, globalisasi, migrasi, etnisitas, dan berbagai hal terkait representasi dalam institusi-institusi budaya kontemporer. Pada tahun 2001 dia dianugerahi Centenary Medal untuk Service to Australian Society and the Humanities in Cultural Research[2]. Karya-karyanya mencakup topik Asia Kontemporer dan Perubahan tak ter-Tata Dunia Baru, Hubungan Australia-Asia, serta tentang Teori-teori dan Metodologi. Ien Ang adalah seorang public commentator yang terkemuka di Australia dan salah seorang anggota Dewan Australian Academy of the Humanities [3]

Karya-karya inovatif interdisipliner Profesor Ang meliputi pola-pola arus budaya dan pertukaran dalam dunia yang semakin mengglobal, yang terfokus pada topik-topik berikut:

Buku-bukunya yang telah dikenal luas antara lain Watching Dallas, Desperately seeking the audience dan On not speaking Chinese, diakui sebagai karya-karya klasik di bidang kajian yang ditekuninya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk Tiongkok, Jepang, Itali, Turki, Jerman, Korea, dan Spanyol. Buku terbarunya yang disunting bersama E Lally dan K Anderson diberi judul The art of Engagement: Culture, Collaboration, Innovation (University of Western Australia Press, 2011). Penelitan ARC yang dilakukannya saat ini berjudul Sydney's Chinatown in the Asian Century: from Ethnic Enclave to Global Hub (dengan Donald McNeill and Kay Anderson dalam suatu kerjasama dengan the City of Sydney).

Sebagai seorang akademisi dunia, Ang sering menjadi pembicara utama di Australia dan internasional. Sebagai seorang ARC Professorial Fellow, Ang senantiasa mengeksplorasi implikasi-implikasi praktis dan teoretis terkait gagasan-gagasan tentang 'kompleksitas budaya' dalam penelitiannya yang berjudul 'Cultural Research for the 21st Century: Building Cultural Intelligence for a Complex World'. Dia sangat istimewa dalam penelitan budaya yang bersifat kolaboratif dan telah mengerjakan itu secara ekstensif dengan organisasi-organisasi mitra seperti NSW Migration Heritage Centre, The Art Gallery of New South Wales, The Special Broadcasting Service and the Museum of Contemporary Art. Profesor Ang dianugerahi gelar Distinguished Professor oleh Western Sydney University sebagai suatu bentuk pengakuan terhadap rekam jejak dan keunggulannya yang istimewa penelitiannya. Dia adalah orang pertama yang mendapat penghargaan bergengsi ini dari Universitas.

Kualifikasi

PhD, 1990, Social and Cultural Sciences, University of Amsterdam, The Netherlands

Doctorandus/Mphil, 1982, Mass Communication, University of Amsterdam, The Netherlands

Kandidaats/BA, 1977, Psychology, University of Amsterdam, The Netherlands

Kehidupan Pribadi

Nama Ien Ang tidak cukup dikenal di Indonesia. Dalam suatu wawancara dengan Ignatius Haryanto yang diterbitkan di sebuah harian nasional Kompas, 12 November 2000 Ien Ang menceritakan secara singkat kisah hidupnya

Lebih jauh dengan Ien Ang

TAK banyak orang tahu bahwa Ien Ang, salah satu tokoh pemikir kontemporer dalam bidang cultural studies ini adalah seorang Indonesia, di antara puluhan sarjana lain asal Amerika, Eropa, Australia, dan India. Ien Ang bisa jadi suatu contoh dari intelektual Indonesia yang berdiaspora, yang dikenal dan harum namanya justru di dunia internasional.Nama Ien Ang kerap disebut karena ia merupakan penulis yang produktif dalam berbagai jurnal dan buku-buku internasional yang berkaitan dengan masalah cultural studies, post colonial studies, dan juga media studies. Fokus perhatian Ang sangatlah beragam mulai dari masalah politik identitas, masalah audiens yang aktif, masalah gender dalam konsumsi media, serta terakhir ini ia lebih banyak menulis soal hubungan antar komunal di dunia. Prestasinya juga dibuktikan dengan jabatan professor of cultural studies yang ia dapatkan dari University of Western Sydney, pada usia baru 42 tahun.

Namun ketika Ignatius Haryanto, mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di National University of Singapore (NUS) menemui Ien Ang di kantor sementaranya di Centre of Advance Studies, NUS, akhir September lalu, tak ada tanda "kesangaran" bahwa wanita berusia 46 tahun ini adalah sosok yang penuh reputasi akademik internasional dan gelar profesor yang disandangnya sejak empat tahun lalu. Sebaliknya, Ien Ang adalah seorang wanita dengan wajah segar dan penuh senyum, dengan penampilan sederhana, T-Shirtberwarna abu-abu dengan strip berwarna biru tua pada ujung lengan, dipadu dengan celana jeans berwarna biru muda. Kesan ramah terpancar dari mata dan senyum yang tak pernah putus, dengan sesekali menyibak rambut sepanjang leher yang kerap menutupi matanya. Dalam wawancara ia pun tak ingin berposisi hanya sekadar seorang nara sumber, kerap kali ia malah balik mengajak penanya untuk juga mendiskusikan pertanyaan yang diajukan. Ia tidak ingin mengesankan wawancara ini menjadi suatu yang formal, dan sesekali ketika mendengar cerita tentang Indonesia, ia menerawang mengingat-ingat masa ketika ia masih tinggal di Indonesia jauh lebih dari 30 tahun yang lampau.

Di antara waktunya selama sebulan tinggal di Singapura sebagai fellow pada Centre for Advance Studies, NUS, Ien Ang sempat mempresentasikan paper diskusi yang berjudul "Indonesia on my mind: Diaspora, Internet and the Struggle for Hybridity". Paper ini merupakan sebagian dari buku keempat yang sedang ditulisnya berjudul On Not Speaking Chinese: Living Between Asia & West. Artikel ini, yang inspirasi judulnya diambil dari salah satu judul lagu yang pernah dibawakan penyanyi Ray Charles, Georgia On My Mind, mungkin menjadi semacam kilas balik bagi Ang dalam mengenal Indonesia yang pernah ia kenal sebagai tanah lahir dan tempat dimana ia menghabiskan masa kecilnya.

Lahir sebagai anak pertama dari lima orang bersaudara dari pasangan Ang Khoen Ie dan Oey Sioe Ing, di Surabaya pada tahun 1954, Ien Ang merasakan hidupnya sebagai bagian dari diaspora manusia Indonesia yang meninggalkan Indonesia pada tahun 1966-setahun setelah meletuskan peristiwa 30 September 1965. Ang tinggal di Belanda selama 25 tahun, hingga ia mendapatkan gelar doktor dari University of Amsterdam dan sejak tahun 1991 ia tinggal di Australia. Ia lulus doktor pada tahun 1985 dengan dibimbing oleh Prof Dennis Mc Quaill, setelah menyelesaikan program Doktorandusnya pada tahun 1982. Kedua tesisnya telah dibukukan dengan judul Watching Dallas (1985), dan Desperately Seeking Audience (1991). Buku Ang lainnya adalah Living Room Wars, dan ketiga buku ini diterbitkan oleh penerbit Routledge, penerbit buku akademik bergengsi asal Inggris.

Ia sempat menjadi lecturer pada Jurusan Ilmu Politik di Universitas Amsterdam, sebelum akhirnya ia pindah ke Murdoch University, Australia Barat pada tahun 1991 menjadi Senior Lecturer dan ia pun menjadi Direktur dari Center for Research in Culture and Communication pada universitas yang sama. Dari Murdoch, ia pindah ke University of Western Sydney, dan menjadi Direktur Institute for Cultural Research dan menjadi editor untuk sebuah jurnal bernama Communal/Plural (Journal of Transnational and Crosscultural Studies) milik universitas Western of Sydney. Di luar kesibukannya, ia pun masih sempat menikmati musik yang menjadi hobinya, terutama musik-musik berbagai etnik dunia, seperti musik asal Brazil, seperti Gilberto GIl, atau juga mendengarkan tiupan saxophone dari Miles Dives. Untuk artis wanita, ia menyukai penyanyi Madonna yang menurutnya, "Sangat menarik memperhatikan dirinya yang terus menginterpretasikan dirinya". Tak heran jika salah satu judul buku Ang pun mengambil inspirasi dari salah satu film yang pernah dibintangi Madonna, Desperately Seeking Susan.

Ia mengaku hanya sedikit bisa berbahasa Indonesia, dan ia berpikir untuk belajar kembali bahasa Indonesia. Namun, jika ada seorang asing bertanya tentang identitas diri kepadanya, Ang tak akan ragu menyebut "Saya orang Indonesia, yang mendapatkan pendidikan di Belanda dan kini tinggal di Australia.

Anugerah Penghargaan

Buku

Chapter Buku

Artikel dan Jurnal

Laporan

Presentasi

Ang, I, 'Intertwining histories: heritage and diversity', presented at the Annual History Lecture of the History Council of New South Wales, Sydney, 24 September 2001.

Referensi


Referensi

  1. ^ M.I. Ang, 1954 - at the UvA Album Academicum webs tie.
  2. ^ Sebuah penghargaan http://www.itsanhonour.gov.au/honours/honour_roll/search.cfm?aus_award_id=1127170&search_type=simple&showInd=true Diarsipkan 2015-12-09 di Wayback Machine.
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-20. Diakses tanggal 2015-12-01.