Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.Cari sumber: "Fuad Muhammad Syafruddin" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR

Fuad Muhammad Syafruddin
Foto Udin
Lahir18 Februari 1964
Bantul
Meninggal16 Agustus 1996(1996-08-16) (umur 32)
Yogyakarta
KebangsaanIndonesia
Nama lainUdin
PekerjaanWartawan Bernas
Suami/istriMarsiyem

Fuad Muhammad Syafruddin yang akrab dipanggil Udin (18 Februari 1964 – 16 Agustus 1996) adalah wartawan Bernas asal Yogyakarta, yang dianiaya oleh orang tidak dikenal, dan kemudian meninggal dunia. Sebelum kejadian ini, Udin kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru [butuh rujukan] dan militer[butuh rujukan]. Ia menjadi wartawan di Bernas sejak 1986.

Pada Selasa malam, pukul 23.30 WIB, 13 Agustus 1996, ia dianiaya pria tak dikenal di depan rumah kontrakannya, di dusun Gelangan Samalo, Jalan Parangtritis Km 13 Yogyakarta. Udin, yang sejak malam penganiayaan itu, terus berada dalam keadaannya koma dan dirawat di RS Bethesda, Yogyakarta. Esok paginya, Udin menjalani operasi otak di rumah sakit tersebut. Namun, dikarenakan parahnya sakit yang diderita akibat pukulan batang besi di bagian kepala itu, akhirnya Udin meninggal dunia pada hari Jumat, 16 Agustus 1996, pukul 16.50 WIB.

Sejak Udin mengalami koma hingga rentang waktu yang cukup panjang, hampir seluruh media massa meliput peristiwa yang menimpa Udin.

Penghilangan barang bukti

Kasus Udin menjadi ramai ketika Kanit Reserse Umum Polres Bantul Edy Wuryanto, saat itu berpangkat Sersan Kepala (Serka), di Yogyakarta, dilaporkan telah 'membuang barang bukti', yakni melarung sampel darah dan juga mengambil buku catatan Udin, dengan dalih melakukan penyelidikan dan penyidikan.

Edy Wuryanto kemudian dimutasikan dari tempat dinasnya di Yogyakarta ke Mabes Polri di Jakarta. Dalam sidang, ia dinyatakan bersalah[1] karena menghilangkan buku catatan Udin sebagai bukti yang dapat membantu untuk mengungkap sebuah kasus kejahatan. Buku catatan tersebut diduga berisi data-data sejumlah kasus penyimpangan yang akan ditulis korban. Edy Wuryanto akhirnya divonis hukuman penjara satu tahun delapan bulan walau sebelumnya pengadilan ini sempat dihalang-halangi oleh Mabes Polri karena dianggap bahwa sidang tersebut menyalahi asas nebis in idem sebab terdakwa sudah pernah diadili dalam kasus yang sama sebelumnya.[2] Dan seperti itu pun, udin binasa selamanya.

Kambing hitam

Tri Sumaryani

Ada pihak-pihak tertentu yang tampaknya mencoba mengalihkan kasus ini. Seorang perempuan, Tri Sumaryani, mengaku akan diberi apapun yang dia minta oleh Kuncoro, kemenakan Bupati Bantul, sebagai imbalan membuat pengakuan bahwa Udin melakukan hubungan gelap dengannya. Tri Sumaryani menyangkal itu karena ia hanya pernah menjadi pacar Fauzan, adik Udin, tapi saat itu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Fauzan juga tidak pernah cekcok dengan Udin karena ia tahu Udin tidak pernah berpacaran dengan Tri Sumaryani.[3]

Iwik

Dwi Sumaji alias Iwik, seorang sopir perusahaan iklan, juga mengaku dikorbankan oleh polisi untuk membuat pengakuan bahwa ia telah membunuh Udin. Iwik dipaksa meminum bir berbotol-botol dan kemudian ditawari uang, pekerjaan, dan seorang pelacur.[4] Namun di pengadilan, pada 5 Agustus 1997 Iwik mengatakan, "Saya telah dikorbankan untuk bisnis politik dan melindungi mafia politik."[5] Iwik akhirnya divonis bebas berdasarkan keputusan hakim Pengadilan Negeri Bantul Nomor 16/pid.B/1997/PN.Btl karena tidak ada dua alat bukti sah yang diperoleh penyidik.[6]

Namun dalam surat yang dikirim polisi ke Ombudsman RI bernomor B/208/II/2013/Ditreskrimum tanggal 20 Februari 2013, pada poin 4 menyatakan Polda DIY hingga saat ini masih berkeyakinan bahwa Dwi Sumaji alias Iwik adalah pelaku utama atas meninggalnya Fuad Muhammad Syafruddin.[6] Bahkan polisi tidak merehabilitasi nama baik Dwi Sumaji yang direkayasa sebagai pelaku utama pembunuhan Udin. Untuk itu, Dwi Sumaji alias Iwik, menggugat Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, 27 Februari 2014. Gugatan itu disidangkan di Pengadilan Negeri Sleman. Pada vonis gugatan Iwik, Rabu, 18 Juni 2014, hakim mengabulkan sebagian gugatannya. Kini Iwik tidak lagi menyandang predikat tersangka. Polda juga dihukum oleh majelis hakim untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 16.281.000.[7]

Kronologi kejadian

Berikut ini kronologi perkembangan kasus Udin sejak rumahnya diamat-amati, penyiksaan, meninggal dunia, hingga proses peradilan Iwik, seperti yang diungkapkan oleh Harian Bernas[8]

kemerdekaan RI di kabupaten Bantul, sejumlah warga Bantul turut menggelar pawai dukacita sambil menggelar spanduk dan mengarak foto Udin.

Artikel

Beberapa tulisan Udin sebelum dia dianiaya adalah:

Penghargaan

Buku

Referensi

  1. ^ "Aiptu Edy Wuryanto Divonis Bersalah". Liputan6.com. 27 Mei 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-11-02. 
  2. ^ "Mabes Polri Menolak Menghadirkan Edy Wuryanto". Liputan6.com. 26 November 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-11-02. 
  3. ^ "Munculnya Gadis Hitam Manis". 28 September 1996. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-15. Diakses tanggal 2015-11-02. 
  4. ^ "Wawancara Iwik:Kapolda Minta Belas Kasihan Pada Saya". Tempo.co. 22 November 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-05. Diakses tanggal 2015-11-02. 
  5. ^ "Iwik Korban Rekayasa Bisnis Politik". Tempo.co. 7 Agustus 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-10-09. 
  6. ^ a b "Iwik, Mantan Terdakwa Pembunuh Udin Gugat Polisi". Tempo.co. 27 Februari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-26. Diakses tanggal 2015-10-22. 
  7. ^ "Pejabat Istana: Kasus Udin Bernas Harus Lanjut". 20 Juni 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2015-10-22. 
  8. ^ "Kronologis Kasus Udin dan Sidang Iwik". Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juni 2009. 
  9. ^ "Sidang Iwik dan Perkembangan Kasus Udin". Tempo.co. 7 Agustus 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-30. Diakses tanggal 2015-10-09. 
  10. ^ "Tasrif Award dan Udin Award 2013". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-21. Diakses tanggal 2015-10-29. 

Lihat pula

Pranala luar