Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini) Biografi ini memerlukan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian. Bantulah untuk menambahkan referensi atau sumber tepercaya. Materi kontroversial atau trivial yang sumbernya tidak memadai atau tidak bisa dipercaya harus segera dihapus, khususnya jika berpotensi memfitnah.Cari sumber: "Edie Haryoto" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Maret 2021) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) Artikel ini menggunakan URL kosong yang bisa jadi merupakan pranala mati. Mohon pertimbangkan untuk mengubahnya menjadi kutipan untuk menjaga artikel tetap dapat diverifikasi dan menggunakan gaya kutipan yang konsisten. Beberapa tempat dan perkakas dapat Anda gunakan untuk melakukan perapian, salah satunya reFill (dokumentasi). (Maret 2021) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Edie Haryoto
Lahir19 September 1952
Yogyakarta
Tempat tinggalIndonesia
Warga negaraIndonesia
PekerjaanPengusaha

Edie Haryoto (lahir 19 September 1952) adalah eksekutif Indonesia yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura II tahun 2004-2010.

Riwayat Hidup

Haryoto mulai bergabung dengan PT Angkasa Pura sejak tahun 2002, mengelola Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandung, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Polonia Medan, Bandara Kijang Riau.

Posisi Edie Haryoto sebagai Dirut Angkasa Pura II digantikan oleh Tri Sunoko pada tahun 2010. Edie Subekti adalah alumnus dari Universitas Gadjah Mada dan pascasarjana di Institut Teknologi Bandung. Pada tahun 2008, PT AP II di bawah kepemimpinan Edie Haryoto membangun Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Medan menjadi bandara pertama di Indonesia yang memiliki akses jalur kereta api dan City Check In Terminal. Di bandara tersebut dibangun terminal penumpang, kargo, bangunan nonterminal, dan sarana-sarana lain. Pembangunan ini dilakukan dengan harapan Bandara Kualanamu akan dapat bersaing dengan Singapura,Kuala Lumpur dan Bangkok karena berada dalam jalur lalu lintas udara yang menghubungkan Benua Australia, Asia dan Eropa.

Edie Haryoto juga meningkatkan pelayanan PT. Angkasa Pura dengan memberantas pungutan liar pada layanan taksi bandara pada tahun 2005. Pada tahun 2010 PT. AP II melakukan renovasi, revitalisasi, dan restorasi Terminal 1C Bandara Soekarno Hatta menjadi terminal yang modern, ramah lingkungan, berbasis teknologi tinggi, dan menampung lebih banyak penumpang. Pada awalnya terminal tersebut mampu menampung 3 Juta penumpang per tahun. Setelah renovasi, Terminal 1C mampu menampung sekitar 4 Juta penumpang per tahun.

Pendidikan dan Karier

Pendidikan

Karier

Catatan kaki

  1. ^ Sosial (Indonesia), Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan (1999). Apa & siapa sejumlah alumni UGM. LP3ES. ISBN 978-979-8391-83-5. 

Referensi