Ash Ketchum | |
---|---|
Tokoh Pokémon | |
Penampilan perdana | "Pokémon, I Choose You!" (1997) |
Penampilan terakhir | "The Rainbow and the Pokémon Master!" (2023) |
Pencipta | Satoshi Tajiri |
Didesain oleh | Atsuko Nishida |
Pengisi suara |
|
Informasi | |
Jenis kelamin | Laki-laki |
Pekerjaan | Pelatih Pokémon |
Keluarga | Delia Ketchum (ibu) |
Rumah | Kota Pallet, wilayah Kanto |
Ash Ketchum, dikenal dengan nama Satoshi[a] di Jepang dan Ali di Indonesia,[b] adalah karakter fiksi dari waralaba media Pokémon karya Satoshi Tajiri yang dimiliki oleh Nintendo, Game Freak, dan Creatures. Ia adalah karakter protagonis dari serial animasi televisi Pokémon, beberapa seri manga, dan beragam barang dagangan yang terkait dengan waralaba tersebut. Dalam bahasa Jepang, pengisi suaranya adalah Rica Matsumoto, sementara dalam bahasa Inggris, pengisi suaranya adalah Veronica Taylor untuk delapan musim pertama dan dilanjutkan setelahnya oleh Sarah Natochenny. Ash adalah seorang remaja yang melakukan perjalanan bersama beberapa teman dengan tujuan untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang Master Pokémon. Tim Pokémonnya terus berubah sepanjang seri, dengan Pikachu sebagai satu-satunya anggota tetap. Ash secara longgar didasarkan pada Red, karakter pemain dari permainan video Generasi I Pokémon Red dan Blue. Menurut Satoshi Tajiri sebagai pencipta Pokémon, Ash mewakili 'aspek manusia' dalam seri tersebut dan juga mencerminkan seperti apa dirinya sendiri saat masih kecil.
Ash telah dikritik oleh para kritikus karena dianggap terperangkap dalam 'alur waktu mengambang', serta karena ketidakmampuannya yang berkelanjutan untuk memenangkan kompetisi Liga Pokémon selama seri berjalan. Namun, ketangguhan dan ketekunannya juga telah diterima secara positif, dan karakternya telah mendapat perhatian karena mengajarkan pelajaran penting dan relevan kepada anak-anak. Ash akhirnya menjadi Juara Liga Alola dalam Pokémon the Series: Sun & Moon – Ultra Legends, dan Juara Dunia dalam Pokémon Ultimate Journeys: The Series.
Berkat popularitas, kesuksesan, dan umur panjang yang luar biasa dari seri anime Pokémon di seluruh dunia sejak debutnya, Ash telah menjadi salah satu karakter fiksi paling dikenal sepanjang masa. Ia dianggap sebagai ikon budaya pop dan karakter utama gelombang anime pada akhir dekade 1990-an. Ia telah digunakan secara luas sebagai sosok untuk penjualan pernak-pernik dalam seri tersebut.
Karakter Ash/Satoshi dirancang oleh Atsuko Nishida.[7] Nama Jepang-nya didasarkan pada pencipta waralaba Pokémon, Satoshi Tajiri.[8] Karakter ini dirancang untuk mewakili bagaimana sosok Tajiri saat masih kecil, yang terobsesi untuk menangkap dan mengumpulkan serangga.[9] Selama pelokalan untuk penonton Amerika Utara, nama karakter tersebut diubah dalam anime menjadi "Ash Ketchum". Nama depan "Ash" diambil dari salah satu nama standar yang bisa dipilih oleh pemain untuk karakter pemain dalam Pokémon Red dan Blue, sementara nama belakang "Ketchum" terkait dengan slogan untuk seri tersebut, yaitu "Gotta catch 'em all!".[10] Ia secara longgar didasarkan pada Red, karakter pemain dari Pokémon Red dan Blue.[11]
Dalam sebuah wawancara, Tajiri menyatakan bahwa ada perbedaan pandangan antara penggemar Jepang dan Amerika Serikat terhadap seri anime Pokémon. Penggemar asal Jepang lebih fokus pada penampilan Pikachu, sementara penggemar asal Amerika lebih banyak membeli barang yang menampilkan Ash dan Pikachu secara bersama-sama. Tajiri menegaskan bahwa karakter Ash mewakili aspek manusia dalam waralaba Pokémon secara keseluruhan. Oleh karena itu, merupakan suatu kelengkapan untuk menampilkan penggambaran lengkap Ash dengan Pikachu-nya.[8] Ash selanjutnya diberikan sosok pesaing yang bernama Gary Oak (atau Shigeru Okido dalam versi Jepang, mengambil nama dari idola/mentor Tajiri, Shigeru Miyamoto), yang secara longgar didasarkan pada pesaing Red, yaitu Blue.[11] Tajiri juga menerangkan perbedaan hubungan kedua karakter tersebut dalam permainan video dan anime. Dalam permainan video, Red dan Blue digambarkan sebagai sesama kompetitor yang saling bersaing. Sementara dalam anime, Shigeru dianggap sebagai mentor bagi Satoshi. Ketika ditanya apakah Satoshi akan menyamai atau melampaui Shigeru, Tajiri menjawab: "Tidak! Tidak akan pernah!"[8] Desain karakter Ash awalnya diawasi oleh Sayuri Ichishi, sebelum digantikan oleh Toshiya Yamada dalam anime Pokémon the Series: Diamond and Pearl. Ash menerima desain ulang dalam Pokémon the Series: Best Wishes!, dengan iris cokelat yang lebih besar. Dalam Pokémon the Series: XY, ia menerima perubahan minor, seperti penurunan ukuran 'tanda lahir' berbentuk petir di pipinya. Ash menerima perombakan desain yang besar dalam anime Pokémon the Series: Sun & Moon.[12]
Di Jepang, Rica Matsumoto menjadi pengisi suara Ash sejak awal seri anime tersebut.[13] Matsumoto menyoroti pengalaman masa lalunya saat ia memerankan dan mengirimkan pesan suara karakter Ash kepada seorang anak yang sedang dirawat di rumah sakit. Pengalaman tersebut dirasakan Matsumoto sebagai sebuah bentuk tanggung jawab terkait peran yang ia jabat. Hal tersebut juga membuatnya mengubah pendekatan saat melakukan proses rekaman pengisian suara. Perannya sebagai Ash telah dianggap sebagai salah satu peran yang ikonik.[14] Matsumoto mengisi suara Ash sebagai karakter yang baik hati, dan menyatakan bahwa ia tidak menyimpang dari penggambaran tersebut dalam setiap penampilannya, termasuk dalam keadaan khusus.[15] Hana Takeda juga pernah mengisi suara untuk Ash dalam Pokémon Journeys: The Series, saat Ash digambarkan masih kecil.[16]
Dalam versi bahasa Inggris, Veronica Taylor mengisi suara Ash dalam delapan musim pertama dari anime Pokémon, yang pada saat itu proses sulih suaranya dilakukan oleh 4Kids Entertainment. Saat audisinya, Taylor menyatakan bahwa karakter tersebut awalnya dinamai sementara sebagai Casey.[17] Setelah naskah diterjemahkan dari bahasa Jepang, baris-baris teks selanjutnya diadaptasi agar sesuai dengan gerakan bibir karakter (disebut lip flap). Semua suara direkam secara terpisah, sehingga Taylor menjadi satu-satunya orang yang berada di studio rekaman saat ia merekam kalimat yang ia ucapkan. Proses perekaman suara ini membutuhkan waktu sekitar enam hingga delapan jam per episodenya. Taylor seringkali menjadi orang pertama yang merekam, sehingga ia harus "membayangkan bagaimana baris sebelumnya akan diucapkan." Taylor didampingi oleh seorang sutradara untuk membantu interpretasi pemaknaan kalimat, serta mencocokkannya dengan lip flap dan konsistensi suara. Taylor menikmati memerankan Ash karena "suara rendah yang serak" dan "energi dan kegembiraannya".[18] Taylor pertama kali diperkenalkan dengan peran tersebut melalui klip suara singkat dari siaran Jepang. Pekerjaan itu berjalan dengan cepat, dan pengalaman akting Taylor pada masa silam memungkinkannya untuk mendapatkan peran tersebut dengan tenggat waktu yang diinginkan oleh pihak produser.[17]
Taylor mengomentari bahwa Ash dan karakter-karakter lainnya "lebih santai" setelah sepuluh episode pertama dari anime. Ia percaya bahwa para penulis lebih rileks dan tidak lagi merasa tertekan untuk memastikan bahwa semua dilakukan dengan benar. Taylor berkomentar: "Saya lebih menikmati memerankan Ash sekarang daripada di awal karena saya bisa bersenang-senang dengannya lebih banyak. Selain itu, kita juga sudah lebih mengenalnya dan bisa mencari tahu bagaimana ia benar-benar akan bereaksi. Kami memiliki respons klasik dari Ash terkait hal-hal seperti itu."[18] Sarah Natochenny menggantikan Taylor pada musim kesembilan ketika The Pokémon Company International (saat itu dikenal sebagai Pokémon USA) mengambil alih lisensi, dan menyebabkan perubahan untuk studio rekamannya.[19] Natochenney menyebut penampilan Matsumoto di Jepang telah memberikannya inspirasi untuk bisa memerankan karakter Ash lebih baik lagi.[20]
Ash pertama kali muncul dalam episode pertama anime yang berjudul "Pokémon, I Choose You!". Episode tersebut berlangsung saat Ash berulang tahun yang kesepuluh. Ia terlambat bangun saat akan menerima Pokémon pertamanya, yang mengakibatkan Profesor Oak memberikan Ash seekor Pikachu yang keras kepala. Ash dan Pikachu menjalin ikatan setelah Pikachu menyelamatkan Ash dari kawanan Spearow yang marah, dan keduanya menjadi teman dekat. Ash bertindak sebagai karakter utama dari setiap seri anime hingga Pokémon Horizons: The Series.[21]
Ash melakukan perjalanan dengan banyak teman sepanjang seri, mulai dari karakter-karakter yang digambarkan sebagai mentor seperti Brock dan Misty dalam Pokémon: Indigo League,[22] karakter yang menjadi 'adik angkat' seperti May,[23] hingga karakter yang memiliki perasaan hati kepadanya seperti Serena.[24] Baik teman maupun Pokémon-nya sering berganti seiring berjalannya seri, dengan Ash yang cenderung meninggalkan sebagian besar Pokémon-nya (kecuali Pikachu) di bawah perawatan Oak ketika mengunjungi wilayah baru.[22] Ash juga sering berkonflik dengan organisasi kriminal Team Rocket, terutama trio anggotanya yaitu Jessie, James, dan Meowth yang bisa berbicara. Meskipun trio tersebut sering digambarkan sebagai elemen komedi, mereka sering mencoba menangkap Pikachu dengan berbagai cara untuk dikirimkan kepada bos mereka, Giovanni.[25] Ash juga sering berkompetisi dengan karakter pesaing, salah satunya adalah teman masa kecilnya sendiri, Gary Oak.[11]
Tujuan utama Ash adalah menjadi seorang "Master Pokémon". Untuk mencapai tujuannya tersebut, ia sering mencoba untuk menaklukan Liga Pokémon, yaitu sebuah kompetisi dari para Pelatih Pokémon terkuat di suatu wilayah tertentu, di wilayah mana pun ia berada. Meskipun usahanya biasanya tidak berhasil, ia akhirnya berhasil menjadi Juara Regional dalam Pokémon the Series: Sun & Moon – Ultra Legends.[26][27][28] Pencapaian tersebut selanjutnya ia lengkapi dengan gelar sebagai "Monarch" yang diraih pada Turnamen Dunia Pokémon dalam Pokémon Ultimate Journeys: The Series, setelah mengalahkan Leon untuk diakui sebagai Pelatih Pokémon terkuat di dunia.[29][30] Ia juga berhasil mengalahkan semua Frontier Brains dalam Battle Frontier,[31] dan menjadi Pelatih Terhormat di Kepulauan Orange dalam Pokémon: Adventures in the Orange Islands.[32]
Ash muncul dalam permainan video Pokémon Puzzle League, dengan bertindak sebagai karakter utama yang dapat dimainkan dalam permainan tersebut.[33] Dalam pratayang Pokémon Sun dan Moon, pemain akan menerima surat dari Ash yang berpasangan dengan Greninja miliknya, yang mampu mengambil bentuk "Ash-Greninja" melalui kemampuannya, Battle Bond. Ash juga membuat penampilan singkat di lokasi Abandoned Thrifty Megamart dalam permainan. Ia bersama Pikachu dimunculkan dalam bentuk foto buram yang ditempel di dinding ruang belakang.[34] Ash juga muncul sebagai pasangan sinkronisasi yang dapat dibuka dalam Pokémon Masters EX. Dalam permainan tersebut, ia juga dipasangkan dengan Pikachu.[35]
Ash juga muncul dalam seri manga The Electric Tale of Pikachu dan Ash & Pikachu, yang mengikuti alur yang linier dengan anime. Pengarang manga, Toshihiro Ono, menyebut Ash sebagai salah satu karakter favoritnya untuk digambar dalam seri tersebut. Ia menyatakan: "Saya ingin pergi berlibur dengan Misty seperti yang Ash lakukan! (dan sekaligus melupakan pekerjaan, membayar tagihan, dll.)".[36]
Buku The Japanification of Children's Popular Culture mengutip karakter Ash sebagai contoh identifikasi budaya. Ash digambarkan memiliki alur pergerakan yang serupa dengan alur yang pemain harus tempuh dalam permainan video untuk mendapatkan kemajuan. Selain itu, buku tersebut menekankan pertumbuhan dan perkembangan karakter tersebut seiring berjalannya seri anime.[37] Guinness Book of World Records 2011 Gamer's Edition menempatkan Ash pada peringkat ke-37 dari 50 dalam jajak pendapat pembaca mengenai karakter permainan video terfavorit.[38] Ash telah digambarkan dan disorot sebagai "pahlawan yang benar-benar patut dicontoh" yang berkembang seiring berjalannya acara, dengan kemauannya untuk menunda tujuan pribadinya demi membantu orang lain.[23]
Peran Ash dalam anime telah menerima tanggapan positif secara keseluruhan. IGN, dalam retrospektif untuk seri tersebut, menyoroti penggambaran Ash yang tidak terkait dengan alur permainan video. Ash dinilai membantu anime Pokémon menjadi sebuah seri yang berdiri sendiri. Mereka menggambarkan karakter Ash sebagai "terpercaya dan dapat diandalkan" dan perannya dalam seri sebagai "menyenangkan".[39] Persahabatannya dengan Pokémon-nya juga telah diangkat sebagai bagian dari daya tariknya yang dibandingkan dengan kebajikan persahabatan dari Aristoteles. Penyelamatan Pikachu terhadap Ash dari kawanan Spearow dalam episode pertama membantu menetapkan "tingkat kesetaraan" antara kedua karakter tersebut, serta menyoroti gagasan bagaimana persahabatan yang saling menguntungkan turut membantu memastikan keberhasilan lebih lanjut. Hubungan "simbiotik" mereka dijelaskan sebagai alasan bagi "pertumbuhan pribadi" Ash sebagai karakter.[40] Interaksinya dengan teman-temannya juga dijelaskan sebagai langkah untuk membangun inti dramatis dalam seri secara keseluruhan.[23] Penggambaran hubungan romantis antara Serena dan Ash dalam Pokémon the Series: XY juga telah menciptakan komunitas penggemar yang terdiri dari orang-orang yang ingin melihat mereka berdua bersatu, yang dikenal dengan nama "AmourShipping".[41]
Ash juga mendapat pujian karena menjadi panutan bagi anak-anak oleh beberapa media seperti Business Insider Australia dan BBC.[42][43] Kat Bailey, menulis untuk VG247, menyoroti hal ini sebagai bagian dari kesuksesan Ash dan anime Pokémon. Ia menyatakan bahwa "Pokémon bertujuan untuk mengajarkan kepada anak-anak arti bersikap adil, sportivitas yang baik, dan ketekunan. Setiap kali Ash terjatuh, ia akan mencoba untuk bangkit lagi, membersihkan dirinya sendiri, dan terus dengan gigih mengejar tujuannya."[44] Kekalahan Ash dalam turnamen pertamanya sangat dipuji, karena ketidakmampuannya untuk membangkitkan semangat Charizard-nya yang menyebabkan kekalahan. Ini dianggap sebagai pelajaran berharga dan relevan bagi anak-anak yang menonton acara tersebut, serta memungkinkan mereka untuk semakin terlibat dengan karakter Ash untuk melihat apakah "ia akan menjadi lebih baik untuk menang kali ini."[45]
Di sisi lain, peran Ash dalam anime juga telah dikritik. Kekalahan konstan karakter tersebut disorot oleh IGN, yang menyatakan bahwa "Anime Pokémon telah menjadi sangat sukses dan konsisten begitu lama sehingga rasanya karakter utama dalam ceritanya seperti tidak akan pernah diizinkan untuk benar-benar menyelesaikan apa yang telah dimulainya. Jika Ash pernah menang maka semuanya akan berakhir. Jika ia benar-benar menjadi Juara Liga maka seri anime tersebut juga akan selesai. Jadi setiap kali ia mendekati kemenangan maka para penulis naskahnya akan memastikan bahwa ia (harus) kalah dan gagal." Mereka juga mengkritik 'alur waktu mengambang' yang seolah menahan perkembangan karakter tersebut.[39] Perjalanan Ash yang seolah tak pernah berakhir juga dikritik karena formulanya tidak mampu mencapai "kesimpulan yang tepat."[44] Namun, kemunduran konstan Ash juga disambut positif, diangkat sebagai cara untuk mengajarkan kisah dan pelajaran yang dapat dirasakan oleh anak-anak.[43][46] Daniel Dockery, mengomentari penggantian Ash sebagai karakter utama dalam seri anime ketika menulis untuk Polygon, menyoroti ketidakmampuan Ash untuk menang sebagai bagian sentral dari pengembangan karakternya. Ia percaya bahwa itu merupakan pelajaran berharga yang "dapat dirasakan mulai dari pergi ke sekolah baru yang tidak dikenal hingga mengalami kekalahan dalam babak final sebuah turnamen." Mereka menyatakan bahwa gaya perjalanan tidak menentu Ash memberikan rasa nyaman kepada penggemar lama, dan juga melambangkan tema inti dari seri Pokémon.[47] Buku Monster Kids: How Pokémon Taught a Generation to Catch Em All, menyoroti peran Ash dan mengutipnya sebagai teman yang konsisten dan nyaman bagi penonton karena umurnya yang panjang, dan sebagai karakter yang "bisa dipahami oleh setiap penggemar baru Pokémon."[45]
Perpisahan Ash dari anime menarik tanggapan masif, dengan tagar "#ThankYouAshAndPikachu" yang menjadi tren di Twitter setelah pengumuman kepergiannya dari seri tersebut.[48] GamesRadar+ menyoroti dampak signifikan Ash pada seri ini, menyatakan bahwa "Pokemon baru mungkin muncul di layar kita, tetapi Ash dan Pikachu akan menjadi kehadiran yang tak berubah. Ia tampil mengikat tidak hanya pada acara tersebut, tetapi juga pada waralaba secara keseluruhan. Ini tidak akan terasa dalam arti besar, tetapi saya diam-diam merasa sedih karena mereka tidak akan lagi ada."[49] Kenneth Sheperd, menulis untuk Kotaku, membahas tentang umur panjang Ash sebagai karakter dan pengaruhnya terhadap banyak generasi anak-anak. Ia juga menyoroti kepergiannya sebagai sesuatu yang menyedihkan. Ia menyatakan bahwa "Bagi para penggemar, termasuk diri saya sendiri, Ash telah melambangkan sebuah proses pembelajaran tentang siapa dirimu di dunia yang terasa luas dan tidak diketahui pada usia muda, dan bahwa perjalanan untuk mempelajari tentang dunia ini lebih baik dilakukan bersama. Saya tidak tahu berapa banyak orang yang menonton perjalanan kisah Ash sampai selesai, tetapi setiap penggemar Pokémon yang saya kenal telah membawa semangat itu bersama mereka saat mereka memulai perjalanan mereka sendiri."[21] Hal tersebut juga menarik sedikit kritik, dengan Polygon yang menyoroti pensiunnya Ash sebagai "evolusi dengan cara yang dipaksakan oleh perusahaan yang mencari penyegaran merek daripada kesimpulan emosional secara lengkap dan kohesif."[47] The Radio Times mengutip, bahwa perubahan tersebut adalah hal yang positif, karena meskipun Ash sudah sangat ikonik, "Jika ia tidak dapat tumbuh menjadi seorang pria dewasa, bagaimana acara tersebut bisa berkembang? Terlihat menyedihkan saat melihat bagaimana Pokémon telah berhasil mendaur ulang tema dan gagasan yang sama selama ini, tetapi bahkan dengan generasi baru monster saku yang lucu untuk ditangkap, hanya ada waktu yang terbatas yang bisa kita luangkan untuk menonton Ash yang selalu kalah secara berulang dalam setiap turnamen yang ia ikuti."[50]